Koran Harian Kompas. Selasa, 25 Januari 2011
Forst & Sullivan memprediksi total penjualan otomotif di Indonesia pada 2011 menguat tipis 4,3 persen menjadi 797.258 unit dari tahun sebelumnya. Peluncuran model-model baru menjadai pendukung pencapaian itu, selain juga kestabilan perekonomian terhadap kendaraan komersial.
"Model facelift dan baru, seperti Honda Jazz facelift, Suzuki Kizashi dan Alto yang akan diluncurkan tahun ini, bisa menopang penjualannya," papar Vivek Vaidya, Asian Pasific Vive President, Automotive & Transportation Practice Frost & Sullivan di Jakarta, Selasa (25/1/2011).
Selain itu, menurut dia, populasi kaum muda Indonesia yang signifikan juga mampu mendorong pertumbuhan penjualan dalam jangka panjang.
Pertumbuhan mobil penumpang (passanger car) kemungkinan besar tumbuh 4,1 persen menjadi 563.933 unit dan masih mendominasi penjualan dengan sumbangan 70,7 persen. Pertumbuhan kendaraan komersial naik 4,5 persen menjadi 233.325 unit.
Namun, Vidya memperingatkan ada beberapa faktor yang bisa menggoyahkan penjualan, antara lain penerapan pajak progresif dan pajak bea balik nama, kebijakan pembatasan kendaraan, dan inisiatif pemerintah mengembangkan rapid transit bus (transjakarta) atau moda transportasi massal.
Pendapat saya :
Menurut saya kenaikan tipis yang dialami oleh Industri otomotif di Indonesia dalam total penjualannya di tahun 2011 sudah cukup baik. Kenaikan penjualan ini pun merata dalam model mobil yang diluncurkan. Seperti contohnya mobil penumpang (passanger car) yang kemungkinan besar tumbuh 4,1% menjadi 563.933 unit, serta pertumbuhan kendaraan komersial yang naik 4,5% menjadi 233.325 unit.
Hal ini menunjukan bahwa permintaan akan otomotif di Indonesia cukup tinggi. Sehingga tetap menjaga kestabilan perkonomian terhadap Industri otomotif itu sendiri.
“Permintaan didorong oleh sejumlah factor yang mempengaruhi bagaimana cara seseorang memutuskan untuk menghabiskan uang mereka, termasuk harga.” – Buku (Pengantar Bisnis Kontemporer Jilid 1, hal. 106), pengarang Boone & Kurtz.
Dalam hal ini harga juga mengambil peran penting terhadap kenaikan penjualan di bidang otomotif ini. Secara umum, seiring dengan naiknya harga-harga barang dan jasa, maka orang akan membeli dalam jumlah yang lebih kecil. Atau dengan kata lain, seiring dengan naiknya harga-harga, maka jumlah yang akan diminta akan mengalami penurunan.
Permintaan dari populasi kaum muda Indonesia yang signifikan juga mampu mendorong pertumbuhan penjualan dalam jangka panjang, artinya kemampuan konsumen untuk membeli barang atau jasa juga menjadi factor pendorong naiknya penjualan ini.
Walaupun Industri otomotif di Indonesia dikuasai oleh pasar asing, namun hal ini sudah membantu mengembangkan perekonomian di Indonesia khususnya di Industri otomotif tersebut.
Akan tetapi ada beberapa faktor yang meggoyahkan penjualan ini, yaitu penerapan pajak progresif dan pajak bea balik nama yang menyebabkan pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan kendaraan. Karena pemerintah lebih memilih mengembangkan rapid transit bus (transjakarta) atau mode transportasi missal demi kepentingan masyarakatnya, dengan tujuan mengurangi kemacetan di wilayah Indonesia, khususnya Jakarta, yang kian hari dipadati oleh kendaraan pribadi.
Dalam hal ini pemerintah seakan menjadi pihak yang kontra dalam Industri otomotif di Indonesia, dengan kebijakan-kebijakannya.
0 comments:
Posting Komentar